Isu Reshuffle : Persiapan 2014

Analisis Berita :


Isu Reshuffle menjadi headline sudah hampir dua minggu di media cetak , televisi dan media online. Fokus pembahasannya adalah PKS, Golkar, PDI-P dan Gerindra. Isu ini menjadi sangat mengemuka ketika kekalahan pengagas pansus pajak di DPR karena mendapat dukungan dari partai Geridra.

Mari kita lihat, fokus berita ini ada dua, pertama, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) menjadi partai yang selalu dipersalahakan dan mendapat ancaman yang sangat kuat untuk ditarik menterinya dan dikeluarkan dari koalisi. Pada hari ini (5/03) dua menteri dari PKS sudah disebut akan digantikan dari PDI-P dan Gerindra. Golkar, walaupun sering dibahas tetapi tidak sekencang PKS. Ini artinya pengantian menteri Golkar bukan target utama, melainkan mengantikan menteri Golkar yang bermasalah secara hukum. Ini berarti juga posisi Golkar di koalisi tidak akan digusur hanya posisinya sebagai penentu di setgab yang kemungkinan akan digantikan.

Kedua, usaha mati-matian Demokrat untuk menarik PDI-P masuk menjadi anggota koalisi. Sby berulang kali mengirim Hatta Rajasa untuk menemui petinggi PDI-P dalam hal ini Megawati. Namun megawati tidak memberi respon, justeru yang dimunculkan adalah Taufik Kemas dan Puan Maharani. Keinginan yang kuat dari SBY ini untuk mengajak PDI-P masuk koalisi ini, tentu berkolerasi dengan hubungan Gerindra dengan PDI-P sebelumnya. PDI-P dan Gerindara merupakan partai yang berkoalisi dalam pemilihan presiden. Tentu Gerindra tidak ingin ditunding meninggalkan PDI-P.

Melihat dari dua fokus berita tersebut, menurut saya target Reshuffle dan perombakan koalisi ini adalah tahun 2014 kelak. Masa jabatan Sby sudah berkahir dan tidak bisa lagi mencalonkan diri menjadi Presiden. Tokoh-tokoh demokrat belum ada yang mampu menyeimbangi SBY, sehingga diperkirakan kalau calon lain yang akan muncul tentu berdampak negatif terhadap perolehan suara demokrat. Menurut saya tahun 2014 demokrat tidak akan mencalon kadernya sebagai Presiden, melainkan mencari tokoh lain yang mampu mengimbangi Sby.

Demokrat melihat Prabowo sebagai tokoh yang pas untuk mengantikan SBY, dengan komposisi wakil dari Demokrat. Figus Prabowo bisa diandalkan untuk memenangkan pemilu yang akan datang. Megawati tidak mungkin lagi menang karena sudah dua kali kalah, golkar dianggap tidak berpengaruh dalam pemilihan Presiden, karena toh sudah dicoba pada pemilu yang lalu, ternyata tidak berpengaruh.

Bisa saya simpulkan, bahwa isu penggantian kabinet merupakan langkah awal kerjasama SBY dan Prabowo untuk menrintis jalan menuju pemilihan Presdien yang akan datang.
Nah, bagaimana pendapat anda?

2 komentar:

benblog mengatakan...

setuju bang.. isu reshuffle kolaborasi dini SBY dan Prabowo menuju 2014 mengingat banyaknya musuh politik yg terpendam selama 10 thn ini termasuk SMI..

rawa el amady mengatakan...

Sby juga khawatir kalau Prabowo kolaisi dengan Mega dan Golkar, maka hal itu akan membahaykan posisi demokrat, tq ya udah mampir salam


my lovely wife