Wajah Ganteng Bikin Orgasme Perempuan


Opini rawa el amady 

Anda lelaki berwajah ganteng dan macho? Tentu anda sangat beruntung. Wajah ganteng menjadi faktor penting kebahagian di tempat tidur, karena wanita lebih sering orgasme dengan lelaki ganteng dan macho. Tidak percaya simak hasil penelitian tentanga kehidupan seksual di Penssylvania State University. (http://www.detikhealth.com/read/2011/08/01/081408/1693428/763/pria-ganteng-lebih-gampang-punya-anak?l991101755).

Para peneliti dari Pennsylvania State University mempelajari kehidupan seksual dari 110 pasangan heteroseksual sebagaimana dilansir Detik.com tersebut.  Penelitian itu menghasilkan pertama, diketahui laki-laki macho memiliki kemampuan yang lebih baik di tempat tidur sehingga membuat pasangannya lebih mungkin untuk hamil dan memiliki anak. Kedua, secara keseluruhan frekuensi orgasme perempuan lebih tinggi baik sebelum ejakulasi atau setelah pasangan mengalami orgasme saat berhubungan seks dengan laki-laki maskulin dan dominan (tentu saja ganteng). 

Walaupun studi ini masih merupakan studi permulaan, dan hanya dilakukan pada 110 pasang,  tetapi temuan ini cukup menguatkan asumsi bahwa sumber orgasme adalah cinta, suka, senang. Ini juga sebabnya mengapa kita tidak pernah mendengar keluhan seksual dari para  istri tokoh-tokoh besar dunia, para bintang flm, dan lelaki yang lengket dengan gelar ketokohan tertentu. Kekaguman rasa cinta, kebangaan menciptakan suasana hati yang tentram sehingga lebih bisa menerima dan tidak menjadikan arena seks sebagai arena persaingan kekuasaan. 

Temuan ini juga sekaligus mengenyampingkan teori-teori hubungan seks seperti teori G-Spot, kamasutra dan berbagai gaya lainnya, serta prosesi sebelum dan setelah berhubungan seks. Bahkan karena terlalu terfokus pada teori-teori tersebut, para wanita tadi bisa-bisa menjadi kehilangan momen orgasmenya. Inilah titik permasalahnya hubungan seks menjadi arena pertarungan egoisme dengan pasangan. 

Temuan ini juga memberi gambaran pada kita bahwa umumnya kwalitas berfikir perempuan masih kwalitas fisik, dan materi. Padalah salah sendiri mengapa mau dengan lelaki jelek dan miskin (hehehe..) sehingga susah orgasme. Nah, para lelaki harus memahami ini sebagai masukan berarti. 


Pilwako Pekanbaru Ulang: Manuver BERSERI menguntungkan PAS




Analisis rawa el amady

Pimilihan umum wali kota  (Pilumwako) Pekanbaru ulang  sudah tidak menarik lagi.  Pada tulisan saya sebelumnya bahwa Pilumwako Pekanbaru merupakan ajang perseteruan rezim Herman  Abdullah (HA) dengan rezim Rusli Zainal (RZ).  ( http://myrawaelamady.blogspot.com/2011/03/pilkada-pekanbaru-perseteruan-dua-rezim.html  ) Pada Pilumwako ulang ini persaingan rezim itu semakin mereda dengan berakhirnya jabatan HA sebagai wali kota dan diangkatnya Syamsu Rizal (SR) sebagai pejabat wali kota, yang merupakan orang dekat RZ.  Sudah pasti kubu PAS akan timpang berhadapan dengan kubu BERSERI yang memegang kendali kekuasaan kota Pekanbaru.

Ini adalah saat-saat yang memang dinanti-nantikan oleh Berseri setelah kekalahan pada Pilumwako yang dibatalkan Mahkamah Konstitusi (MK). Kita akan menanti lebih lanjut langkah SR dalam menjalankan pemerintahan, apakah akan ada pergeseran jajarannya.  Masyarakat awam bisa dengan mudah meresapi  fenomena pengangkatan SR,  dan penonaktifan Yoesri Munap (YM) sebagai ketua KPU  dan pengangkatan Makmur Hendrik (MH) sebagai pengganti. 

Pada jajaran KPU Pekanbaru sudah tampak beberapa langkah penting, seperti membahas ulang daftar pemilih, dan petugas kecamatan dan keluarahan serta TPS. Langkah ini juga diikuti oleh Panwaslu Kota yang dengan cepat memproses pengaduan LSM yang melaporkan calon PAS yang diduga ber KK ganda.

Sementara dipihak PAS belum didapat berita tentang langkah-langkah politik maupun hukum yang tertuju pada BERSERI. Kubu PAS seperti tidak berdaya, bahkan calon walikota  dari PAS hanya bisa mengeluh di fesbuk yang menyebutkan dirinya korban fitnahan.

Semakin jelaslah bahwa persaingan politik semakin tidak menarik pada pilumwako Pekanbaru ulang ini. Kubu BERSERI bagai layang-layang diawang-awang tanpa angin kuat yang menghembus, sementara kubu PAS hanya bisa menatap layang-layang itu  tampak angkuh. 

Beban Politik BERSERI

Walaupun Pelumwako tidak menarik, kubu BERSERI bisa bermenuver tapi tidak ada jaminan BERSERI akan menang.  BERSERI bisa saja menuding kekalahannya pada  Pelumwako yang lalu karena kecurangan PAS atau karena gerakan sistematis HA yang telah diperkuat oleh putusan MK. Pihak berseri tidak bisa tersenyum dengan mudah, karena BERSERI ditimpa beban politik karean calon wako BERSERI merupakan Istri dari RZ yang merupakan Gubernur Riau.  Sudah menjadi rahasia umum kalau jabatan politik, berpusat di RZ, bahkan keluarga RZ muncul menjadi calon-calon bupati dan menjadi bupati di beberapa kabupaten di Riau.

Isi politik yang berkembang bahwa RZ ingin membangun dinasti keluarga di Riau merupakan issu yang sangat riskan diemban tim BERSERI. Issu dinasti ini merupakan issu yang kontraproduktif di era refomasi dan pemilihan langsung ini.  Jika berseri tidak mampu mengantisipasi issu ini secara baik maka peluang PAS  untuk menang semakin besar.

Calon walikota BERSERI harus mampu menunjukkan karakter dirinya bahwa benar dia merupakan isteri RZ, tetapi dia akan memimpin Pekanbaru lepas dari pengaruh dari RZ.  Untuk melakukan ini tentu akan sangat sulit, karena tidak mudah merubah cara berpikir masyarakat karena posisinya sebagai isteri RZ yang Gubernur.

Bagi RZ kemenangan di Pekanbaru merupakan hal yang sangat penting bagi percaturan politik ke depan. Jika BERSERI menang di Pekanbaru maka kekuasaan RZ akan langgeng, tetapi jika kalah maka kekuasaan RZ akan mengkhawatirkan. Pekanbaru merupakan daerah yang terpadat penduduknya, dan paling rasional pemilihnya dibandingkan dengan daerah lain. Kemenangan di Riau berpusat pada kemenangan di Pekanbaru.


Manuver BERSERI menguntungkan PAS

Pemilih di Indonesia tentu termasuk di Pekanbaru belum berorientasi pada program. Pemilih masih berorientasi pada hal – hal yang bersifat emosional.  Pemilih juga tidak melihat siapa yang benar siapa yang salah, keputusan MK mengulang Pilumwako  itu saja akan memancing simpati bagi masyarakat yang merupakan massa mengambang. Emosional itu akan semakin kuat dengani pengangkatan SR, pengantian ketua KPU dan issu lain.  Artinya bagi PAS tidak melakukan apapun  justeru akan menimbulkan kesan positif sebagai orang yang dizalimi.  Langkah Calon Walikota kubu PAS  menyampaikan keluhannya di fesbuk merupakan langkah yang positif daripada melakukan menuver politik yang justeru merugikan dirinya.

Hal strategis lain yang perlu dipertegas oleh kubu PAS adalah posisi HA, PAS harus bisa membuka secara jelas kepada masyarakat alasan  pembatalan kemenangannya oleh MK.  Jika issu ini bisa diangkat dan diketahui banyak oleh masyarakat luas sudah tentu sangat menguntungkan PAS. Jika saja alasan utama diulang Pilumwako karena ikut campurnya HA maka kubu PAS bisa mengklaim PAS tidak melakukan kecurangan selama Pelumwako pertama tersebut. Hal ini sangat menguntungkan.


Ilmu politik apalagi para analisis politik tidak akan pernah tepat setepatnya dalam menganalisis prilaku politik, karena politik itu adalah seni merebut kekuasaan. Sebab itu, banyak hal yang terjadi  yang ada diluar jangkauan pengamat. Walaupun dalam kasus banten pemenang menang kembali, tetapi di Pekanbaru PAS tetaplah wapada karena apa yang terjadi di Banten belum tentu terjadi di Pekanbaru. Kita lihat saja nanti.







Usaha Kecil Mati Sajalah

opini rawa el amady
Seorang pimpinan cabang sebuah bank pemerintah dengan seriusnya menyakinkan saya bahwa usaha-usaha yang tidak bankable tidak bisa akses untuk meminjam kepada bank. Menurutnya, untuk meminjam ke bank harus memenuhi standar yang telah ditetapkan, karena uang tersebut juga merupakan uang nasabah. Jika melanggar aturan maka pihak perbankan akan berhadapan dengan Bank Indonesia sebagai regulator perbankan. Menurut dia lagi, adalah tangung jawab pemerintah untuk menyehatkan usaha mikro dan kecil tersebut hingga layak bank. 

Statemen pimpinan bank tersebut secara tersirat menyatakan bahwa usaha kecil yang tidak bankable mati sajalah. Bank tidak akan member peluang pinjaman modal karena tidak memenuhi syarat bank, dan berusahalah sendiri dengan daya upaya sendiri. Jika karena kekurangan modal dan kalah bersaing dengan yang bankable maka terimalah nasib buruk menjadi bankrut. 

Padahal perbankan dan pemerintah harusnya berhutang budi pada usaha kecil mikro ini, karena menueurt Hans Dieter Evers, usah mikro dan kecil ternyata menyumbang lebih besar dari usaha besar terhadap pendapatan negara. Hanya saja negara selalu mengabaikannya pada saat itu. Ketika krisis ekonomi terjadi, pamor usaha mikro dan kecil melambung karena usaha ini ternyata tidak terpengaruh oleh krisis. Sementara usaha besar yang diagungkan selama ini justeru menyebabkan kebangkrutan negara, toh usaha mikro dan kecil justeru menyelamatan negara dari kebangkrutan 

Betapa usaha mikro dan kecil mampu bertahan menghadapi goncangan krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997. Terbukti dimana serapan tenaga kerja ketika sebelum dan semasa krisis tidak banyak berubah, bahkan para pekerja yang diberhentikan karena perusahaan besar bangkrut justeru beralih keusaha mikro. Pengaruh krisis terhadap usaha mikro dan kecil lebih rendah dibanding dengan usaha menengah dan besar. Lebih jauh lagi, menurut laporan Lembaga Penelitian Smeru tahun 2003, bahwa usaha mikro dan usaha kecil telah berperan sebagai penyangga (buffer) dan katup pengaman (safety valve) dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menyedikan alternatif lapangan pekerjaan bagi para pekerja sektor informal yang terkena dampak krisis. Walaupun ternyata mereka tidak layak bank. 

Lebih lanjut, jika kita berharap usaha mikro dan kecil bankable maka jumlahnya tidak sampai 10% dari seluruh usaha mikrod an kecil yang ada. Ini berarti bank memang focus kepada usaha menegah dan besar saja. Entahlah aku bingung memikirkannya…

Betapa usaha mikro dan kecil mampu bertahan menghadapi goncangan krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997. Terbukti dimana serapan tenaga kerja ketika sebelum dan semasa krisis tidak banyak berubah, bahkan para pekerja yang diberhentikan karena perusahaan besar bangkrut justeru beralih keusaha mikro. Pengaruh krisis terhadap usaha mikro dan kecil lebih rendah dibanding dengan usaha menengah dan besar. Lebih jauh lagi, menurut laporan Lembaga Penelitian Smeru tahun 2003, bahwa usaha mikro dan usaha kecil telah berperan sebagai penyangga (buffer) dan katup pengaman (safety valve) dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi, serta menyedikan alternatif lapangan pekerjaan bagi para pekerja sektor informal yang terkena dampak krisis. Walaupun ternyata mereka tidak layak bank.

Jangan Mau Diperalat Bank

opini rawa el amady

Akhir Maret 2007 Mantan Wakil Predisen Yusuf Kalla mengungkapkan kegeramannya akan prilaku perbankan yang mengambil jalan aman dengam membiakkan uang rakyat melalui Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Semakin geramnya, Wapres menilai pihak perbankan sebagai perampokan luar biasa uang negara senilai 220 triliun rupiah. Pihak perbankan enggan menyalurkan uangnya ke bisniis rilll padahal sumber dananya juga berasal dari rakyat untuk bisnis riil yang bisa memacu pertumbuhan ekonomi nasional. 

Sejalan dengan kegeraman mantan Wapres tersebut, di televisi kita melihat jor-joran pihak perbankan mengiklan diri dengan tawaran hadiah yang bernilai ratusan juta bahkan sampai bermilyar rupiah. Jika diperhatikan dan diikuti, maka rasanya rugi sekali jika tidak memasukan uang di perbakan karena berharap dapat hadiah, uang tidak hilang bahkan bisa bertambah. Nasabah menunggu mimpi mendapatkan hadiah mobil mewah, atau uang ratusan juta rupiah. Setelah pengungkapan dari mantan Wapres tersebut barulah kita ketahui dan sadar bahwa ternyata akibat dari iklan hadiah menabung tersebut perbankan bisa untung besar. Semakin banyak dan besar jumlah uang yang ditabungkan maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. 

Dan ternyata dunia perbankan memang hidup dan berkembang dari uang nasabah. Dihimpun uang nasabah, lalu disimpan di SBI lalu nilai mendapat untung besar. Padahal memberi hadiah dengan diundi bagi masyarakat yang menabung di bank selain tidak memenuhi syarat sari’ah karena sama dengan judi. Iming-iming yang diberikan memotivasi masyarakat untuk hidup konsumtif tanpa perlu produktif karena sudah barang tentu menyimpan uang di bank dengan jumlah besar sebagai tindakan yang tidak produktif. 

Belum ada iklan perbankan di televisi ataupun di surat khabar yang jor-joran mengajak masyarakat untuk menfaatkan kredit terutama bank sebagai fasilitas kridit yang mudah dan nilai jaminan yang ringan, sebagaimana para rentenir. Ada juga yang berkembang justeru sikap kehati-hatian perbankan dalam proses kredit tersebut. Tidak ada jaminan usulan pinjaman langsung ditolak, ada jaminan tapi usaha belum berjalan usulan pinjaman langsung ditolak. 

Padahal memberi hadian milyaran rupiah kepada peminjam yang pengembaliannya tepat waktu dan atau telah meminjam berulang kali bisa mendorong membangunan sikap produktif masyarakat. Sementara, masyarakat menyimpan uangnnya di perbankan tanpa syarat. Buktinya hanya buku simpan dan nomor rekening. Begitupun untuk mengambil uangnya kembali tidaklah mudah, harus antri panjang, identitas dan tanda tangan tidak boleh berubah sedikitpun. Kalaupun menggunakan fasilitas ajungan tunai mandiri (ATM) jumlah yang bisa ditarikpun terbatas. 

Ketika uang diserahkan ke bank, hak kebebasan kita menggunakan uang tersebut sangatlah terbatas. Apalagi kalau jumlah uang yang disimpan itu sekidit atau terbatas, uang yang kita miliki bukannya bertambah malah justeru berkurang karena harus bayar pajak, inflasi dan bayar administrasi.
Betapa tidak imbangnya hubungan antara nasabah dengan pihak perbankan. Perbankan sekarang ikut andil besar menurunkan produktifitas masyarakat. Pihak perbankan mensosialisasikan fungsi perbankan sebagai tempat penyimpnan uang. Bukan tempat lalulintas uang untuk keperluan produktif. 

Bank seharusnya berperan besar untuk menumbuhkan produktifitas bangsa melalui produktifitas warganya, dengan cara mengembalikan secara berimbangan uang dari nasabah kepada nasabah untuk usaha produktif. Jadi adalah naif kalau pihak perbankan justeru hidup dari keringatnya rakyat. Zaman Orde Baru negara memsubsidi perbankan trliunan rupiah dari uang rakyat, lah diera reformasi ini pihak perbankan dengan senyum manis memerah keringat rakyat menyimpan uang pihak ketiga di SBI. Suatu tindakan yang kontra produktif dan bermoral rendah.

Betapa tidak imbangnya hubungan antara nasabah dengan pihak perbankan. Perbankan sekarang ikut andil besar menurunkan produktifitas masyarakat. Pihak perbankan mensosialisasikan fungsi perbankan sebagai tempat penyimpnan uang. Bukan tempat lalulintas uang untuk keperluan produktif. 

Saya mengingatkan kepada masyarakat bahwa menyimpan uang di bank tidaklah selalu menguntungkan, yang menguntungkan adalah bagaimana memfungsikan bank sebagai alat transaksi untuk usaha yang produktif. Jangan bangga banyak uang di bank, yang perlu bangga adalah banyaknya uang yang produktif dan mampu memanfaatkan fasilitas kridit di bank untuk kemajuan usaha. (rw)

Benarkah Pancasila Tidak Diperlukan Lagi?

Rawa el amady

Tahun 2006, saya melakukan survey tentang Pancasila. Adapun sample dari survey ini adalah di tiga kelas tempat saya mengajar yang jumlah keseluruhan mahasiswanya mencapai 200 orang.  Setiap mahasiswa wajib mendapatkan tiga  reponden untuk menjawab soal yang sama. Tiga orang lain tersebut berasal dari di lingkungan terdekatnya dengan syarat yang ditanya tersebut harus punya pemahaman yang baik tentang Pancasila, misalnya pendidikannya s-1 atu bekerja disektor public dan mengerti apa itu Pancasila dan pernah mengikuti penataran P4. Total keseluruahan repondennya mencapai 600 orang.

Pertanyaan yang diajukan pada survey ini, 1. Apakah mempunyai pemahaman yang baik tentang pancasila. 2. Dari mana mengetahui pancasila. 3. Apakah pancasila perlu dipertahankan, dan 4. Jika tidak diperlukan idiologi apa penggantinya. Pertanyaan tersebut semunya terbuka, dan tidak ada sedikitpun pilihan jawaban yang ditawarkan.

Semua responden menjawab bahwa mereka mengenal mengetahui pancasil dengan baik, merek peroleh melalui penatarn P4 dan sekolah. Mengejutkan saya adalah 67% dari seluruh responden menyatakan Pancasila tidak diperlukan lagi, dengan alasan Pancasila terlalu abstrak dan tidak bisa dilihat dalam kehidupan sehari-hari, bahkan Pancasila hanya menjadi alat kekuasaan oleh penguasa untuk mempertahakan kekuasaannya. Akibatnya Pancasila banyak v ersi, versi orde lama dan orde baru yang jelas otoriter, lalu memasuki era reformasi Pancasila semakin tidak diperlukan Karena yang berkembang justeru demokrsi liberal yang setengah matang.

Anehnya dri 67% tersebut 82 persen tidak punya usulan penganti, karena kalau diganti dengan idiologi liberal menurut mereka tidak sesuai dengan budaya bangsa, diganti dengan idiologi sosialis menurut mereka sangat tidak mungkin karena sejarah komunis sangat mengerikan. Diganti dengan Negara agama menurut mereka malah merepotkan mereka. Hanya 18% menganjurkan jadikan Negara islam saja dengan alasan Indonesia mayoritas muslim, dan terapkan model di Malaysia.

Sedangkan 33 persen yang tetap memerlukan dan mempertahankan Pancasila mengemukakan bahwa bukan Pancasilanya yang salah, tetapi para elit politik yang memanipulasi Pancasila menjadi alat kepentingnya mereka, sebab itu yang perlu diperbaiki adalah tata kelola pemerintahan sehingga dengan demikian Pancasila tidak dengan mudah dimanfaatkan oleh berbagai pihak begitu.

Menurut saya, kondisi riil kita sekarang sudah menuju ke demokrasi liberal walaupun Pancasila dicantumkan dalam UUD, ini artinya kita tidak begitu jujur dengan kondisi riil kita. Mengapa kita harus berbohong pada diri sendiri?

Sedangkan 33 persen yang tetap memerlukan dan mempertahankan Pancasila mengemukakan bahwa bukan Pancasilanya yang salah, tetapi para elit politik yang memanipulasi Pancasila menjadi alat kepentingnya mereka, sebab itu yang perlu diperbaiki adalah tata kelola pemerintahan sehingga dengan demikian Pancasila tidak dengan mudah dimanfaatkan oleh berbagai pihak begitu.


my lovely wife